7 September 2022
Tenang ini enggak akan bahas dan review soal novel yang baru aja saya selesai baca, Setebal 260 an Halaman, yang selesai saya baca dalam 3 harian.
Postingan ini akan berisi casting aktor dan aktris oleh saya beserta alasannya jika film gadis kretek sutradaranya saya dan jalan cerita persis seperti yang ada di buku, walau saya enggak yakin ya kalau ceritanya plek buku butuh durasi lebih dari 4 jam mungkin, dan agak enggak realistis karena saya pengennya setting dengan background perusahaan seperti Djarum atau Gudang Garam 😛
Namanya juga Theater of Mind, suka suka saya sajalah
Tegar: Dwi sasono, kebayang enggak kalau adegan Lebas dan Tegar berantem? jujur menurut saya cara bercertia Ratih Kumala adalah lucu tanpa berlebihan, ya bayangin aja sendiri gimana berantemnya mereka dengan sahut sahutan ucapan.
Karim: Abimana, sangat amat cocok dengan wajah tenang Gundala satu ini, dan anggapan kalau Karim itu masih kental berbahasa jawa seperti Tegar, jadi santa pas kalau Abimana, karena suaranya cocok kalo dibuat agak bledug (bledug itu istilah karena penekanan orang yang hidup dan terbiasa berbahasa jawa dalam pembicaraannya)
Lebas: Herjunot, ini nyantol karena saya inget 5 cm, konyolnya Zafran, ditambah sengaknya, pas kalo berantem sama Tegar, dan kemasabodohannya pas dengan tipikal wajah Herjunot
Purwanti: Maudy Koesnaedy, Entah ya, mungkin karena sebelum baca novel ini saya nonton ave maryam, jadinya terbawa, terlebih memang aktris hebat satu ini kan bisa berperan njawani, memakai kebaya bukan hal baru buat legenda hidup satu ini
Soeraja: Nicholas Saputra, hehe, ini kebayang AADC, karena pemilihan Dian Sastro untuk Dasiyah, jadi kebayang gimana kalau AADC 1 Keulang tapi dengan latar waktu yang lebih klasik, tapi siapa yang meragukan Nicsap? percaya pasti bagus bin ciamik kalau dia yang memainkan
Idroes : Wikana, atau lebih tepatnya Teuku Rifnu Wikana, aktor yang memerankan Bp Jokowi di film dengan nama yang sama, sudah, tidak perlu dikomentari, terutama terbayang bagaimana cara aktingnya di film bertema kemerdekaan “Merah Putih” Kurang “Merdeka!” apalagi coba?
Djagad: Lukman Sardi, sebenernya aktor legend yang dahsyat ini unda undi bisa bertukar antara Djagad dengan Idroes, karena sama sama mampu memainkan lelaki muda yang punya ambisi sekaligus berwajah kalem, tapi saya memilih Djagad harus Lukman Sardi, karena keterkaitannya dengan Wikana di film Merah Putih dan laskar pelangi (Sang Pemimpi), sekali lagi saya ingat bagaimana Ikal (Lukman Sardi) jalan bareng dengan Arai (Ariel), nah pas buanget penampilannya yang pas masa dewasa itu
Jeng Yah : Dian Sastro, tidak usah di ragukan, Dasiyah wanita yang tidak seperti perempuan di jamannya yang kalem, dan Dian Sastro kurang apalagi kalau soal kemandirian, jadi casting netflix untuk film ini pas, dan bikin saya enggak perlu mikir lagi.
Rukayah: Sheila Dara, kebayang kalau seorang Sheila Dara, yang di NKCTHI berkebaya, mengikuti mbak yu nya untuk melinting kretek? menarik ya? itu dikepala saya ngongolnya begitu, walaupun memang di casting netflix ada nama doski, tapi entah akan berperan sebagai siapa
Arum: Putri Marino, ini pun saya ngikutin netflix karena Putri Marino juga pernah syuting di Jogja waktu Losmen bu Broto, dan emang cocok aja, jadi enggak perlu di ganti ganti, tapi saya sempet kepikiran kalau cerita Arum ini dipanjangin tidak seperti di novel, maksudnya hubungan diujung ujung novel dibuat porsi lebih, sebenernya bisa tukeran pemeran antara Rukayah dengan Arum, yagitulah dikepala saya.
Roemaisah : Della Dartyan, kebayang Arini Chaniago si penakluk lelaki dari Love for Sale, tersipu malu diperebutkan pria pria dengan semangat “mandiri” yang tinggi? nah itulah, kenapa saya pilih Della Dartyan
itu beberapa tokoh utama di novel, yang menurut saya enak banget kalau mereka yang peranin, walaupun saya hanya membayangkan aktor dan aktris tersebut untuk masa prima tokoh tokoh novel di masa mudanya, kalau pas sudah tua saya bingung. Karena saya kalau nonton film jarang memperhatikan aktor yang kawakan, paling tahu wajahnya tapi kurang tahu apakah cocok atau enggak, lagian porsi pas sepuh para tokoh juga enggak terlalu makan banyak porsi seharusnya cuma awal dan akhir. Jadi Yaudahlah ya..
Tapi sekali lagi saya juga penasaran dengan casting netflix, karena semua aktor dan aktrisnya juga enggak main main.Buat saya sih kalaupun nanti ceritanya 50 persen berbeda dengan novel, saya enggak kaget, malah menarik kalau bisa mengulik hal beda dari dunia novel.
Novel yang amat lengkap, Lucu, haru, berapi api, bahkan apa yang namanya cinta bener bener bisa dirasakan. baca deh!
NB, Saya setelah selesai baca Gadis Kretek malah nyari nyari novel karangan Ratih Kumala lainnya, karena ketagihan cara bertutur tulisannya. 😀