Review Filosofi Kopi 2 : ben & jody

Mereview filosofi kopi 2 : ben & jodi, seperti biasanya saya gak akan bahas alur cerita, pembabakan dan sebagainya, kalau itu yang kalian ingin baca, mending “cao” aja.

Sebelumnya saya sangat amat membenci orang yang masuk studio biaskop masih “main” hape, ya kalo masih intro iklan iklan sih gak masalah, tapi kalo sudah masuk cerita bahkan ditengah tengah cerita?

Ya tolonglah ya, yang bayar tiket itu bukan kamu sendiri, kalo emang gak niat ya gak usah nonton juga, gak usah mau ikut sok hits bahwa udah nonton film keren.

Duh…

Yang kedua, ada tiga mbak mbak yang beli tiketnya kebetulan ngantri didepan saya, dan kebetulan duduknya dibarisan kursi saya, dan selama film diputer, ngobrol ngalur ngidul gak jelas…

Errghhh… kalo ngrumpi di kopishop boleh lah, tapi gak di film tentang kopi juga…

Huft…

FILKOP2 - Official Poster_FINAL copy

Ok, tanpa banyak basa basi lagi, yang sangat saya ingin katakan adalah

Review ini banyak spoiler nya

Sekali lagi banya spoilernya

Yang belum nonton cabut aja!

 

Kejadian dimana ben kehilangan ayahnya, satu satunya orang tuanya.

Mungkin klise, untuk orang yang masih punya ayah diluaran sana, saya kehilangan seorang ayah setahun yang lalu, dan sampai saat ini rasa rindu dan haru itu masih ada jika mengingat keceriaan almarhum.

Seorang tangguh macam ben, keras kepala dan panasan, bisa berlinang air mata dan hancur.

Mbrebes mili ketika ben mengetahui ayahnya mengusahakan bibit kopi di tempat yang sangat sederhana, dan seketika ben membayangkan berpelukan dengan almarhumah ayahnya.

Ya, saya cengeng untuk hal satu ini.

Point terlebih untuk perjalanan filkop kombi itu ya panoramanya, enam kota semuanya di shoot keren banget! Pengen jalan jalan jadinya..

Pindah ke soal percintaan, jujur sangat amat soft, gak ada tuh yang namanya ciuman, justru malah keliatan berkelas, kehebatan mas angga menunjukkan cinta tanpa kegiatan “klise” pada umumnya patut diacungi jempol.

Mulai dari brie yang sangat sangat menantang sih kalau untuk laki laki yang mau deketin cewe macam gini, tenang dan sangat dewasa (walau sekali desperate dan menjatuhkan bom “f”)

Ya gila aja, siapa yang gak luluh sama cewe begini, untuk tara? Seorang anak yang mencoba mandiri, tapi tabungan lima tahun sampe 2,5 m? Set dah… banyak amat ya?

Dan, konflik soal cuan…

Ya nyata, real, beneran.

Apalagi bisnis Cuma berdasar kekeluargaan, begitu ada hitam diatas putih bisa ribet, gampang kesinggung, tapi itu kan tantangan usaha?

Akhirnya? Sangat keren, tapi kok ada yang kurang ya?

Kurang lama.

Ditunggu deh filkop 3, siapa tau ya tho?

So, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa ben dan jody melakukan tindakan sapu bersih dari hulu ke hilir, mantap!

Pembibitan sendiri, pengelolaan biji sendiri, roasting sendiri, jual biji sendiri, sampai jadi kopi dan branding disikat semua.

Jadi, itu tanggapan dan review saya tentang filkop 2 : ben & jody.

See ya next time!

Ciao!